SOLOPOS.COM - Aldi Tri memperlihatkan kodok eksotis hasil ternaknya di Reptile Zoy di Dusun Krajan, Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (23/6/2024). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN – Bagi sebagian orang ternak amfibi atau kodok bukanlah hal yang lazim dilakukan. Hewan yang bisa hidup di dua alam itu biasanya hanya dianggap sebagai hewan penanda musim penghujan telah tiba.

Namun bagi Aldi Tri warga Dusun Krajan, Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) amfibi justru dikembangbiakkan hingga menghasilkan uang alias cuan.

Promosi Peternak Kambing di Malang Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pemberdayaan BRI

Tak main-main, dia bahkan membuat bangunan khusus untuk ternak amfibi dengan berbagai kodok dari dalam dan luar negeri yang eksotis. Peternakan amfibi yang bernama Reptile Zoy itu juga disebut-sebut yang terbesar di Jawa Tengah.

Aldi Tri bercerita, tertarik mengembangkan peternakan amphibi tersebut berawal dari ia membelikan kodok untuk adiknya di tahun 2021. Tetapi adiknya tidak suka dengan kodok tersebut sehingga ia jual lagi. Bahkan kebiasaan jual beli kodok tersebut menjadi kebiasaan dan menjadi usaha menjanjikan.

“Karena udah bosan dijual beli dan pengin tantangan baru. Tahun 2022, saya mencoba untuk melakukan breeding dan ternak,” katanya, Minggu (23/6/2024).

Di tempat milik Aldi, terdapat sekitar tujuh jenis kodok yang dikembangbiakkan, di antaranya Ceratrophrys Cranwelli atau kodok Pacman, Cratrophys Ornata, Blue Dumpy dari Australia, Green Dumpy, Chubby Frog, Budgett Frog, Pixie Frog, East Edible Frog, dan Tomatto Frog.

“Kalau di sini yang paling langka itu Tomatto Frog dan bentuk dan warnanya seperti tomat,” ujarnya.

Ia mengaku dalam proses pemeliharaan dan breeding kodok-kodok tersebut harus telaten. Bahkan dalam proses penggantian air dan saat pemberian makan perlu diperhatikan karena bisa menjadi kanibal.

“Jadi misal ada 500 kecebong kalau kita tidak telaten bisa jadi 50 kodok saja,” lanjutnya.

Selain itu, air juga perlu diperhatikan dan selalu dicek. Jika PH terlalu tinggi akan mengakibatkan kecebong bisa mabuk dan mengambang bahkan mengakibatkan kematian.

“Tetapi kalau kecebong ini jadi kanibal mereka masih hidup, tetapi mereka kanibalnya misal cuma kakinya saja yang dimakan. Sehingga nantinya mereka jadi cacat ketika sudah menjadi kodok dan tidak bisa dijual,” jelasnya.

Bahkan saat sudah menjadi kodok juga perlu diperhatikan kebersihan kandang dan suhu ruangan. Suhu ideal untuk pemeliharaan kodok harus di suhu 26-28 derajat.

“Karena misalnya kodok Pacman itu kalau habis buang air besar itu mereka akan pindah. Kalau kotor kandangnya, mereka akan nabrak-nabrak dinding kandangnya dan bisa mengakibatkan mulut pacman bisa cacat,” ungkapnya.

Ia mengaku pernah gagal saat melakukan breeding karena melakukan kesalahan. Seperti tidak melewati hibernasi dan asal campur kodok yang mengakibatkan mereka menjadi kanibal.

“Jadi mereka sebelum kawin harus hibernasi satu hingga dua bulan,” katanya.

Selain kodok, Aldi juga mengembangbiakkan newt atau Tylototriton Shanorum. Berbagai corak dapat ditemukan dalam jenis hewan yang satu ini, namun jenis yang dimiliki Aldi jenis yang ditemukan di Myanmar.

Dia menjelaskan, hal yang perlu diperhatikan dalam merawat seekor newt adalah pola makan. Jika telat memberikan makan maka dari umur kecil sudah naik ke darat.

“Jadi dari axolotl ke remaja newt itu full darat, habis dari remaja newt masuk musim kawin dia masuk di air lagi. Sekali bertelur mereka bisa 50 bahkan paling banyak 300 ekor,” ujarnya.

Aldi menyebutkan untuk pemasaran yang dilakukan sepenuhnya di online, di antaranya di media sosial serta e-Commerce. Untuk newt yang dewasa dijual dengan harga Rp2,5 juta per ekor, untuk larva Rp100.000-an, jika sudah diumur tiga bulan dijual Rp300.000 hingga Rp500.000. Sedangkan untuk kodok dijual dengan harga Rp100.000 hingga Rp5 juta sesuai dengan jenis dan ukuran.

Selain kedua jenis hewan tersebut, di Reptile Zoy juga terdapat beberapa gecko dengan jenis Leopard Gecko. Aldi juga melakukan breeding jenis-jenis ular Colubriade seperti Milk Snake dan King Snake.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya