SOLOPOS.COM - Suasana Seminar Indonesian Leaders Lounge dengan tema Muda Berpengaruh: Saya Bagi Negeri, dengan narasumber Prof. Rhenald Kasali di UKSW, Salatiga, Rabu (26/6/2024). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA – Perkembangan teknologi dan informasi saat ini sudah tak terbendung lagi. Sebagai masyarakat saat ini terdapat beberapa generasi yang memiliki ciri tersendiri.

Misalnya generasi X, Generasi Milenial, dan Generasi Z. Setiap generasi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Hal itu diungkapkan Prof Rhenald Kasali dalam acara Indonesian Leaders Lounge dengan tema Muda Berpengaruh: Saya Bagi Negeri.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dalam rangka Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) itu Prof Rhenald banyak memberikan petuah-petuah kepada generasi Z untuk menghadapi tantangan ke depan.

Prof. Rhenald melihat saat ini ada perbedaan cukup jauh antara generasi X dan generasi Z. Seperti gen Z yang memiliki keterampilan dalam teknologi informasi.

Sedangkan gen X memiliki keterampilan dalam hal etos kerja yang kuat. Untuk mencapai kesuksesan keduanya harus digabungkan. Yakni kemampuan skill gen Z dan etos kerja gen X.

“Gabungan keduanya ini sangat penting sekali. Gen Z memiliki keterampilan yang luar biasa dalam hal mengolah data, membaca algoritma, melihat situasi dan keterampilan enterpreneur. Dan gen X memiliki kerja keras, disiplin, menghargai values dan menjadi petarung ” kata Prof. Rhenald, Rabu (26/6/2024).

Dikatakan, saat sudah memasuki revolusi industri 4.0 dan 5.0, yang sudah sangat berbeda dengan memanfaatkan teknologi dan menggunakan data yang bekerja terus secara riil time.

Skill tersebut menjadi keunggulan generasi X. Namun perlu juga didukung dengan etos kerja dari generasi Z.

“Kalau tidak memiliki kedua-duanya itu akan menjadi pengganguran. Hari ini sudah ada 9,9 juta orang ditemukan datanya masuk dalam kategori itu. Mereka tidak memiliki skill yang dituntut dalam dunia baru dan tidak memiliki etos kerja dalam dunia baru ini,” jelas Prof. Rhenald.

Diungkapkan, jika generasi Z ini tidak memiliki kemampuan skill etos petarung, maka akan berpotensi menjadi full time children.

Hanya akan bergantung dengan orang tuanya. Di sisi lain, jika hanya memiliki etos kerja generasi X saja, maka bisa menjadi pelaku bisnis UMKM.

“Tapi kalau mau menjadi pengusaha besar memiliki dua hal itu, etos kerja gen X dan skill yang dimiliki gen Z. Jadi jangan sampai kita tidak memiliki keduanya ini,” terangnya.

Dalam kesempatan itu juga Prof Rhenald menjelaskan perubahan industri yang sangat cepat. Hal itu harus direspon dengan kampus secara instansi dan individu mahasiswa atau anak muda sekarang.

Salah satunya harus sering mengunjungi berbagai tempat untuk mendapatkan informasi dan perubahan di tempat lain. Kemudian menjadi ide tersebut untuk diterapkan.

Selain itu, untuk ikut berperan di dunia baru, mahasiswa juga harus mulai ikut terjun untuk memanfaatkan teknologi seperti penggunaan algoritma untuk kepentingan penelitian atau bisnis. Sebab di negara-negara maju hal itu sudah dilakukan.

Rekomendasi
Berita Lainnya