SOLOPOS.COM - Ilustrasi embun upas di Dieng. (Solopos.com-Antara/Gallery Dieng)

Solopos.com, SEMARANG – Fenomena embun upas atau sering disebut masyarakat sebagai salju berpotensi terjadi di Gunung Prau dan dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah (Jateng).

Fenomena suhu dingin udara yang bisa mendekati 0 celcius atau 0°c tersebut diprakirakan bakal berlangsung hingga September 2024.

Promosi Didukung BRINita, Poktan di Jakarta Sulap Lahan Terbengkalai Jadi Produktif

Menyikapi munculnya fenomena tersebut, akun Instagram @prau_mountain sampai mengeluarkan peringatan kepada para pendakit. Sebab, suhu udara yang bisa mendekati 0°c berpotensi mengakibatkan hiportemia.

“Tidak usah naik prau jika tidak membawa sleeping bag, jaket tebal dan perlengkapan lengkap. Perut wajib kenyang. Sayangi nyawa, hiportemia mengintai kalian,” tulis peringatan di akun @prau_mountain.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

Sebuah kiriman dibagikan oleh GUNUNG PRAU (@prau_mountain)

Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang, Gempita Icky Dzikrillah, mengatakan embun upas merupakan fenomena berulang tiap tahun.

Adapun fenomena embun upas bakal terjadi setiap masuk musim kemarau.

“[Kenapa di musim kemarau?] Karena kondisi cuaca cenderung lembab, udara kering, pembentukan awan sedikit, malam hari cenderung cerah tak ada awan. Padahal panas yang dilepaskan matahari ke bumi di siang hari, malam harinya dilepaskan lagi, tapi karena tak ada awan, suhu jadi lenih dingin, bahkan bisa mendekati 0°c,” terang Gempita kepada Solopos.com, Sabtu (29/6/2024).

Gempita memaparkan, fenomena embun upas memang sering terjadi di dataran tinggi, khususnya Dieng. Adapun daerah lain yang pernah tecatat yakni dataran tinggi di sekitaran Magelang.

“Dan kalau disebut hujan salju sebenarnya kurang pas. Karena ini ‘kan pagi hari tanaman mengeluarkan embun, karena udara dingin jadi membeku, sehingga kalau disebut hujan salju agak kurang, karena timbulnya bukan dari hujan, apalagi kondisinya cerah,” paparnya.

Sementara apakah fenomena embun upas ini bakal berlangsung berapa lama, Gempita menyampaikan bisa berlangsung sepanjang musim kemarau.

Praktis, fenomena dingin mencapai 0°c ini berpotensi terjadi hingga September 2024.

“Kalau umumnya di musim kemarau, pada Juni-September kalau secara normal. Kecuali ada perubahan musim, bisa lebih singkat atau lama,” terangnya.

Gempita pun membenarkan bila fenomena embun upas ini bisa menyebabkan hipertemia. Oleh karena itu, bagi para pendaki, diimbau untuk selalu membawa perlengkapan yang diperlukan dalam menghadapi udara dingin.

“Kenakan pakaian tebal, jaket, mantel, sarung tangan, kaus kaki, sepatu, karena udaranya bisa 0°c. Kemudian di sisi lain, embun upas ini bisa jadi daya tarik wisata,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya