SOLOPOS.COM - Pengacara wasit yang menjadi korban kericuhan laga sepak bola tarkam Piala Bupati Semarang, Handrianus Handyar Rhaditya, saat dijumpai Solopos.com, Selasa (4/6/2024). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG — Kericuhan yang terjadi pada laga final turnamen sepak bola antarkampung (tarkam) bertajuk Piala Bupati Semarang Bener Bersatu Cup 3 berbuntut panjang. Sebanyak tujuh pemain sepak bola berstatus pro atau profesional yang terlibat dalam laga tersebut dilaporkan ke aparat kepolisian atas dugaan tindak kekerasan atau penganiayaan terhadap wasit.

Laga yang berakhir ricuh iu berlangsung di Lapangan Pule, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (2/6/2024). Laga itu pun turut melibatkan sejumlah pemain profesional yang memperkuat dua tim yang berlaga, yakni PS Putra Bakti dari Desa Patemon, Kabupaten Semarang, dan PS Ar Rafi dari Ampel, Kabupaten Boyolali.

Promosi Fokus Segmen UMKM & Ultra Mikro, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

Para pemain profesional yang terlibat itu antara lain Bayu Pradana, Ilham Mahendra, Bagas Kaffa, dan Bagus Kafi, yang kini memperkuat tim Liga 1, PS Barito Putera. Sementara pemain profesional lainnya yakni Komarudin dari Persikabo Bogor, Hery Susanto eks Persita Tangeran, Wahyu Wiji Astanto mantan pemain Timnas Indonesia, Heru Setyawan eks pemain Kalteng Putra, serta Khirsna John pemain PSIM Yogyakarta.

Pengacara wasit yang menjadi korban kekerasan, Handrianus Handyar Rhaditya, mengaku telah mengadukan peristiwa itu ke pihak kepolisian. “Hari ini ada pemeriksaan saksi-saksi di Polres Semarang. Sudah didampingi rekan kami. Kami juga akan mendampingi korban yang juga akan diperiksa,” ujar Handrianus kepada Solopos.com, Selasa (4/6/2024).

Meski demikian, ia enggan menyebutkan secara detail tujuh pemain profesional yang dilaporkan karena diduga melakukan tindak kekerasan atau penganiayaan kepada kliennya yang memimpin laga tarkam final Piala Bupati Semarang itu sebagai wasit, yakni Hadi Suroso dan Ridwan Prayitno.

Video

Ia hanya menyebutkan pelaporan terhadap tujuh pemain profesional itu didasarkan identifikasi melalui video yang beredar di media sosial (medsos) maupun dari rekaman video milik warga yang berada di lokasi kejadian.

“Sementara ini yang sempat kami identifikasi adalah pemain profesional dari Liga 1, Liga 2, dan bahkan ada yang sudah pensiun. Kalau kita sebut sebagai legenda timnas bisa,” terang Handrianus.

Handrianus mengaku melaporkan kasus tersebut dalam dua split perkara, yakni kejadian yang menimpa wasit Hadi Suroso dan wasit Ridwan Prayitno. Hal itu dikarenakan kejadian yang menimpa keduanya berlangsung dalam waktu yang berbeda.

“Satunya sekitar pukul 15.30 WIB, dan satunya menjelang magrib. Sampai saat ini belum ada mediasi baik dari pelaku maupun dari panitia,” tegas Handrianus.

Sebelumnya diberitakan, sebuah video viral beredar di media sosial menunjukkan kericuhan terjadi saat turnamen sepak bola tarkam di Lapangan Pule, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Minggu (2/6/2024). Dalam video itu terlihat pertikaian antarpemain, penonton, dan warga.

Dalam rekaman video itu juga nampak wasit dikeroyok dan menjadi sasaran pemukulan. Kericuhan terjadi pada babak final turnamen Piala Bupati Semarang Bener Bersatu Cup 3 antara PS Putra Bakti melawan PS Ar Rafi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya