Solopos.com, SALATIGA – Sebagai kota yang berada di kaki Gunung Merbabu, Salatiga memiliki beragam kuliner yang memanjakan lidah para penikmatnya.
Salah satu kuliner yang legendaris di Salatiga adalah Es Cobra. Namanya yang tak biasa itu, kadang kala membuat orang salah sangka.
Promosi Hadir di Korea Selatan, BRI Sediakan Layanan Keuangan untuk Diaspora dan PMI
Ada yang mengira Es Cobra adalah jualan darah ular cobra dengan diberikan es. Namun merupakan minuman seperti es campur dengan komposisi yang berbeda dan khas hanya ada di Salatiga.
Berkembangnya waktu, saat ini nama Es Cobra bukan hanya menjadi menu. Tetapi menjadi nama rumah makan itu sendiri yang saat ini berada di Jalan Kali Pengging, Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng) dan berdiri sejak tahun 1984. Sekarang rumah makan itu dikelola oleh generasi kedua.
Pemilik Rumah Makan Es Cobra, Oei San Nio bercerita, penamaan Es Cobra sendiri merupakan ide dari saudara ibunya dari Solo, Jawa Tengah. Awalnya sang ibu mencoba berbagai bisnis jualan, namun hasilnya kurang bagus.
“Awalnya dari membuka toko kelontong, terus jualan aneka bubur dan ronde. Namun juga kurang jalan. Kita ganti sama Es Cobra. Namanya Es Cobra ini karena biar berbeda dengan yang lain saja,” kata Oei San kepada Solopos.com, Rabu (19/6/2024).
Tak disangka, penamaan itu ternyata membawa hoki sehingga bisa bertahan sampai dengan 40 tahun.
Dikatakan, banyak orang menyebut cobra karena adanya tambahan buah leci pada minuman tersebut, yang sekilas seperti telur cobra.
Isian dari menu Es Cobra sendiri adalah tape, leci, cendol, nanas, pepaya, cao, kolang-kaling, kelapa muda. Buah-buahan tersebut dimasak terlebih dahulu hingga menjadi manisan. Kemudian dipadukan dengan susu serta sirup racikan sendiri.
“Kalau di sini paling membedakan itu sirup dari dulu kita membuat sendiri. Jadi rasa sirup itu nggak berubah sejak dulu awal buka,” beber Oei San.
Menu Ayam Goreng Kecap
Selain Es Cobra yang menjadi andalan, kata Oei San, Rumah Makan Es Cobra juga memiliki menu andalan ayam goreng modern.
Yaitu ayam goreng yang dimasak dengan bumbu khusus dan yang membuat lebih lezat, daging ayam yang sudah digoreng disiram dengan kecap yang dibuat sendiri sehingga membuat rasa menjadi luar biasa.
Rumah makan tersebut selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan terutama saat musim libur dan akhir pekan.
Mereka rata-rata merupakan pelanggan lama yang ketika pulang ke Salatiga rindu dengan minuman Es Cobra yang dulu dibeli sejak jaman masih remaja.
“Sebagian besar yang ke sini sudah langganan lama. Mereka datang ke sini untuk nostalgia. Sehingga pembeli ya orang Salatiga tapi merantau jauh,” ungkapnya.
Rumah Makan Es Cobra buka dari pukul 09.00 WIB hingga 19.30 WIB. Kuliner legend ini juga tidak membuat kantong bolong, satu porsi Es Cobra dijual dengan harga Rp18.000. Untuk menu lain berkisar dari harga Rp12.000 hingga Rp22.000.
Salah seorang pembeli, Orizandra mengatakan dirinya menjadi langganan membeli Es Cobra sejak pertama kali buka pada tahun 1980-an. Setiap kali pulang ke Salatiga kuliner yang wajib ia datangi adalah Rumah Makan Es Cobra.
“Saya beli Es Cobra sejak tahun 1985 sejak saya SMP. Kalau di sini (Salatiga) identiknya dengan Es Cobra tidak ada yang lain,” kata pria yang saat ini bekerja di Jakarta itu.
Menurutnya, Es Cobra ini memiliki rasa lain dari pada yang lain, seperti buahnya yang dimasak terlebih dahulu sehingga lebih empuk dan pas di lidah. Hal itu yang membuat dirinya selalu kembali datang ke Rumah Makan Es Cobra ketika pulang ke Salatiga.
“Saya pernah coba berbagai varian es campur, tapi bagi saya Es Cobra ini memang berbeda. Sejak zaman dulu saya kecil rasanya masih sama. Jadi wajib ke sini kalau pulang ke Salatiga,” tandas Orizandra.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
