SOLOPOS.COM - Ketua PW Muhammadiyah Jateng, Tafsir. (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah (Jateng) menyatakan telah mematuhi instruki dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk menarik dana dari Bank Syariah Indonesia atau BSI. Total sudah ada dana dari puluhan amal usaha Muhammadiyah Jateng yang bergerak di bidang kesehatan dan pendidikan yang ditarik dari BSI.

Hal itu disampaikan Ketua PW Muhammadiyah Jateng, Tafsir, yang menyebut ada sekitar 52 rumah sakit, 27 kampus, 1.500 sekolah dan 96 klinik, yang sedang proses penarikan dana dari BSI untuk dipindah ke bank lain. Kendati demikian, proses pemindahan itu hingga kini belum tuntas seluruhnya.

Promosi BRI Tampilkan Perjalanan Transformasi Digital di Ajang PDC 2024

“Kita ikuti PP [Muhammadiyah]. Namun, memindahkan dana dari satu bank ke bank lain itu tidak mudah [cepat],” tutur Tafsir saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (22/6/2024).

Tafsri menjelaskan dana yang sifatnya penempatan tabungan, deposito, mudah untuk dipindahkan. Namun, dana yang bersifat pembiayaan dan pinjaman membutuhkan proses yang lama untuk dipindahkan.

“Namun pada intinya, praktinya sampai saat ini masih terus berjalan [penarikan dana dari BSI]. Selama mudah dilakukan, bisa dipindah, selama tidak bisa pindah, ya mungkin butuh tahapan atau kebijakan sendiri, karena missal kena pinalti sehingga merugikan. Maka masih perlu dipelajari lebih lanjut,” ujarnya.

Kendati demikian, Tafsir tidak mengetahui secara detail berapa total dana Muhammadiyah Jateng yang ditarik dari BSI. Meski demikian, ia menyebut dana yang ditarik itu sebagian besar berasal dari amal usaha Muhammadiyah seperti rumah sakit, kampus atau perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah.

“Semua itu dananya tidak di BSI, ada juga bank lain. Tapi di BSI itu ada sekitar Rp1 triliun. Namun kami sedang proses [penarikan] sesuai instruksi PP [Pimpinan Pusat],” ujarnya.

Dilansir dari Bisnis.com, Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, sebelumnya menginstruksian seluruh pimpinan wilayah dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) untuk menarik atau memindahkan dananya dari BSI. Ia berdalih penarikan dana itu dikarenakan Muhammadiyah ingin menciptakan persaingan yang sehat di anara perbankan syariah.

Anwar menyebut selama ini dana Muhammadiyah yang disimpan di BSI sudah sangat banyak. Sedangkan penempatan dana maupun pembiayaan di bank syariah lain dinilai masih sedikit, sehingga bank syariah lain tidak bisa berkompetisi dengan margin yang ditawarkan BSI.

“Fakta yang ada menunjukkan bahwa penempatan dana Muhammadiyah terlalu banyak berada di BSI, sehingga secara bisnis dapat menimbulkan risiko konsentrasi [concentration risk],” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (5/6/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya