SOLOPOS.COM - Barista Juwalan Kupi, Jean Claude saat membuat kopi dengan teknik seduh Turki di kafe yang berada di lantai 2 Pasar Raya 1 Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (6/6/2024). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA – Jika biasanya warung kopi menawarkan konsep kekinian dengan pemandangan yang indah dan menarik, serta estetik untuk ber-swa foto.

Namun berbeda dengan warung kopi yang ada di Kota Salatiga. Meskipun berkonsep ala kafe, warung kopi yang bernama Juwalan Kupi ini memilih tempat di kios lantai 2 Pasar Raya 1 Salatiga.

Promosi Ikut Berantas Perjudian, BRI Aktif Blokir Ribuan Rekening Terkait Judi Online

Meskipun tempatnya nyempil di tengah pasar, nyatanya masih banyak pelanggan yang datang untuk membeli.

Mereka datang dari berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Solo, dan Semarang. Bahkan ada turis dari Amerika yang mencoba kopi di tengah pasar ini.

Barista Kopi, Jean Claude Senen menyebut, pemilik warung kopi memang sengaja memilih tempat di tengah pasar.

Sebelumnya, ia berjualan kopi di daerah Jalan Kemiri, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Namun pada November 2023 pindah tempat di Pasar Raya.

“Pilih di pasar karena perputaran uang ‘kan banyak di sini. Target kami juga ingin menawarkan pure kopi asli, tapi dengan harga yang tak terlalu mahal,” kata Jean saat ditemui Solopos.com, Kamis (6/6/2024).

Tujuan memilih tempat di Pasar Raya juga untuk mengenalkan kopi kepada para pedagang pasar dan pasar juga sering didatangi dari berbagai kalangan.

Khususnya biji kopi untuk dibawa pulang. Kopi yang ditawarkan ada berbagai jenis. Seperti Robusta Merbabu, Robusta Sidikalang, Arabika Gayo, Arabika Kintamani, dan lain-lain.

“Untuk harga satu cangkir mulai dari Rp3.000 sampai Rp30.000. Harga sesuai jenis dan teknik penyajian. Karna kita ada teknik proofer, turki, Vietnam drip, dan tubruk. Kita juga sediakan juga untuk biji kopi untuk dibawa pulang,” terang Jean.

Diakuinya, pembeli ramai pada waktu weekend, hingga mencapai 30 cangkir kopi yang minum di tempat. Karena tempatnya terbatas, Juwalan Kupi sebenarnya konsepnya untuk beli dan dibawa pulang.

“Kalau jam buka kita buka setiap hari, mulai jam 07.00-17.00 WIB. Kalau Minggu kita hanya sampai jam 15.00 WIB. Kita nggak buka sampai malam karena ya di pasar kalau sudah sore kan sepi,” beber Jean.

Salah seorang pembeli asal Solo, Arya mengaku sengaja datang di Juwalan Kupi karena tertarik dengan konsep kopi yang ada di tengah pasar. Ia pun langsung mencoba teknik penyeduhan kopi turki, karena dirasa unik dan menarik.

“Tahu awal dari Instagram. Terus ini ada kerjaan di Salatiga langsung coba cari. Ini saya ajak juga teman dari Amerika untuk mencoba kopi di tengah pasar,” kata Arya.

Menurutnya, walaupun tempatnya di pasar kopi yang ditawarkan sangat bervariatif. Soal rasa juga seperti kopi di kafe-kafe yang sudah besar. Namun di Juwalan Kopi harganya lebih terjangkau.

“Karena tempatnya di pasar mungkin harganya cukup terjangkau,” kata Arya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya