SOLOPOS.COM - Ilustrasi SMPN 1 Semarang. (Solopos.com-Fitroh Nurikhsan)

Solopos.om, SEMARANG — SMPN 1 Semarang, Jawa Tengah (Jateng), tengah menjadi buah bibir menyusul terbongkarnya kasus dugaan piagam palsu yang diduga digunakan sejumlah siswa asal sekolah tersebut dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK Negeri Jateng 2024.

Penggunaan piagam palsu pada PPDB Jateng itu salah satunya ditemukan di SMAN 3 Semarang. Total ada sekitar 25 calon peserta didik baru yang menggunakan piagam marching band bertaraf internasional yang diduga palsu agar bisa diterima di SMAN 3 Semarang melalui jalur prestasi.

Promosi Direksi BRI Kompak Borong Saham BBRI, Siratkan Optimisme Kinerja Perusahaan

Semula ada 25 siswa yang mendaftar dengan menggunakan piagam diduga palsu atau diragukan keabsahannya. Namun, belakangan diketahui 13 siswa di antaranya memutuskan untuk tidak menggunakan piagam tersebut.

“Kemarin ada yang mengadu, empat orang perwakilan. Dan piagamnya itu marching band, ada 25 orang, saat ini tapi tak semua memilih masuk jurnal semua, tinggal 12 [yang bertahan di jurnal]. Sisanya [13 orang] tertahan,” ucap Panitia PPDB SMAN 3 Semarang, Achmad Fauzan, kepada Solopos.com, Jumat (28/6/2024).

Kasus dugaan piagam palsu rupaya menyita perhatian kepolisian. Bahkan Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Andika Dharma Sena, sudah mendapat informasi baik dari masyarakat maupun pemberitaan di media massa soal piagam palsu tersebut.

Dalam waktu dekat, Andika bakal segera memanggil pihak sekolah dan pembina marching band SMPN 1 Semarang.

“Belum ada laporan ke Polrestabes Semarang. Tapi kami akan mendalami informasi yang beredar. Apabila ada dugaan pemalsuan, akan kita dalami,” ujar Andika kepada Solopos.com, Senin (1/7/2024).

Jika ada yang dirugikan dengan kasus ini. Andika mengimbau kepada masyarakat untuk segera melapor agar dilakukan penyelidikan oleh Polrestabes Semarang. “Saran saya apabila ada masyarakat yang dirugikan. Silakan melapor kepada kami,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Semarang, Siminto, irit bicara saat dihubungi awak media soal kasus dugaan piagam palsu yang menyeret nama sekolahnya. “Nuwun sewu, sementara saya no comment dulu,” ucapnya.

Kemudian Siminto menyarankan beberapa awak media untuk menghormati proses penanganan kasus dugaan piagam palsu oleh instansi-instansi terkait. “Kita ikuti proses yang sedang berjalan dulu nggih,” pintanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya